Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

VP Enterprise Servise Telkom Yusron Hariyadi
dengan  General Manager Wilayah Telkom Purwokerto, Pangarso
memaparkan tentang sinergitas PT. Telkom dengan
Corporate & Bussines Costumer/Puji Purwanto
TELEPON genggam di saku kanan celana panjang Ahmad Miftah mendadak berdering. Tak lama setelah berbicara di telepon, Kasi Kesdaya Desa Darmakradenan, Kecamatan Banyumas, Jawa Tengah itu mengeluarkan laptop dari dalam tas ranselnya.

Komputer jinjingnya langsung dioperasikan kemudian dikoneksikan internet melalui @wifi.id saat ia berada di sebuah kantor periklanan Jakarta yang memiliki layanan hotspot. Ia kemudian mengirim email permohonan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk seorang warga yang menelepon tadi. Proses pengisian data warga tersebut  terhitung cepat karena sudah tersimpan dalam database website pemerintah desa, sehingga data itu tinggal dipindahkan saja ke formulir yang sudah tersimpan dalam pesan elektronik. 

“Saya sekarang bisa melayani warga secara online. Bagi warga lain yang belum bisa  menggunakan  internet, saya arahkan ke warnet agar dibantu oleh petugas warnet untuk menerima email. Jadi, ketika saya sedang berada di luar kota, warga tetap bisa terlayani tanpa menunggu waktu lama,” kata Miftah mengisahkan pengalamannya. 

Kemudahan layanan internet tanpa kabel menggunakan teknologi wifi juga dinikmati warga Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas yang letaknya sekitar 15 kilometer dari Kota Purwokerto.

Bahkan, para petani di desa yang berada di lereng Gunung Slamet itu tak lagi gagap soal teknologi lantaran mereka dapat mengakses beragam informasi di internet untuk memperluas wawasannya, khususnya untuk meningkatkan produktivitas padi. 

“Di era globalisasi, masyarakat harus ditanamkan rasa haus akan informasi agar tidak ketinggalan zaman,” ujar Kepala Desa Melung, Budi Satrio.

Selain untuk meningkatkan kinerja layanan desa, serta memperluas wawasan dalam mengakses informasi, kedua pemerintahan desa itu memiliki portal desa sebagai ruang informasi dan promosi, seperti berita seputar kegiatan desa, profil desa serta potensi desa.

Di Kabupaten Banyumas, desa yang telah memanfaatkan teknologi informasi dengan membuat portal desa jumlahnya sudah mencapai sekitar 50 persen dari 301 desa dan 30 kelurahan di 27 kecamatan. Artinya, masih ada ratusan desa lain yang perlu diedukasi sentuhan teknologi agar kemampuan masyarakat dalam menggunakan layanan internet dapat maksimal. Sejurus dengan itu, kehadiran jaringan true broadband diperlukan agar pemanfaatannya sampai wilayah pinggiran.

Peluang itu telah direspon positif Kantor Daerah Telkom Purwokerto, namun pelaksanaan perluasan jaringan dilakukan secara bertahap. Saat ini, Telkom Purwokerto telah mengembangkan layanan digital dengan membangun sinergi dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk mewujudkan Banyumas Cyber Regency, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga untuk pemasangan @wifi.id di area kantor pemkab.

Selain itu, Telkom Purwokerto memberikan layanan internet global di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, layanan connectivity di Bank Surya Yudha Banjarnegara, serta penyelenggaraan Broadband Learning Center yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui lembaga BLK Pertanian Klampok Banjarnegara.

Telkom Purwokerto merangkul seluruh pemerintahan kabupaten di wilayah kerjanya itu untuk melaksanakan proyek Indonesia Digital Government (IndiGov). Beberapa lokasi yang sudah terpasang program IndiGov diantaranya, di Banyumas, sudah terpasang di Taman Kota Andangpangrenan Purwokerto, Alun-alun Purwokerto, rumah sakit dan kawasan Objek Wisata Baturraden. Sedangkan di Kabupaten Cilacap telah dipasang di masjid kawasan Alun-alun Cilacap dan Pantai Teluk Penyu.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk administrasi pemerintah yang efektif dan efisien memang sudah menjadi kebutuhan, karena dapat meningkatkan pelayanan masyarakat dan pemerintahan yang transparansi.
Petugas PT Telkom memasang alat @wifi.id
di hotel Purwokerto/Puji Purwanto 

Sementara itu dalam program Indonesia Digital School (indiSchool), Telkom telah memasang di sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Dari 500 sekolah sasaran, sampai November ini program IndiSchool sudah terpasang di 300 sekolah.

Menurut Manager Wireless Broadband Kantor Daerah Telkom Purwokerto, Amin Nur Ahmadi, program IndiSchool memberikan kemudahan kepada para siswa maupun guru dalam mengakses informasi melalui internet. Apalagi layanan internet ini dapat diakses hingga radius 30 meter dari pusat pemasangan IndiSchool.

“Manfaatnya begitu besar. Mereka bisa mengakses tidak hanya di ruang kelas, tapi di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Harga yang dikenakan untuk menikmati layanan IndiSchool sangat terjangkau oleh siswa, yaitu Rp 1000 per hari. Cara bayarnya mudah dengan Spin Card (fisik, elektrik, maupun SMS 8108).

Tuntutan Masyarakat

General Manager Kantor PT Telkom Wilayah Jawa Tengah Barat Selatan, Pangarso menambahkan layanan akses berkualitas broadband saat ini menjadi tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, Telkom menghadirkan @wifi.id sebagai akses broadband yang menggunakan teknologi wifi.

Layanan ini memberikan kemudahan akses internet broadband karena penyebarannya luas, mudah dan murah. Masyarakat cukup dengan mengirim SMS ke 8108 ketik Net 5000 atau membeli kartu Speedy Instan (Spin Card), maka sudah bisa mengakses internet selama 24 jam.

“Kami meyakini kemudahan mengakses informasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.

Bentuk layanan di atas sejalan dengan program yang telah dijalankan Telkom, yakni perwujudan Indonesia Digital Society  (IndiSo). Program lainnya adalah IndiSchool, IndiPreneur dan IndiFinance. IndiSo sendiri merupakan salah satu inisiatif untuk mengisi program mahakarya  Telkom yakni Indonesia Digital Network (IDN).

IDN mengemban visi pengembangan infrastruktur broadband Telkom secara end to end (user terminal, akses, transport dan service) yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni ID Access, ID Ring, dan ID Convergence. Pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama.

VP Enterprice Service Telkom Yusron Hariadi usai menghadiri sinergi kerjasama pengembangan layanan digital di Purwokerto, mengatakan ID Access merupakan pengembangan infrastuktur jaringan akses menjadi High Speed Broadband Access melalui jaringan serat optik dan wifi.
menikmati layanan akses internet/Puji Purwanto

“Sampai tahun 2015, kami ingin bangun satu juta akses wifi dan 20 juta akses broadband ke rumah-rumah (homepass), perkantoran dan sebagainya. Kualitasnya harus sudah standar seperti yang dimiliki Hongkong, Korea dan Australia. Mereka sudah bisa di atas 10 Mega,” katanya.

Dia menambahkan untuk ID Ring, Telkom membangun konektifitas untuk mendukung program pemerintah yang telah mencanangkan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) melalui jaringan fiber optic.

“Akhir tahun lalu kami sudah membangun area Sulawesi sampai Maluku. Untuk akhir tahun ini kami membangun jaringan dari Maluku sampai Irian Jaya,” katanya.

Sedangkan, ID Convergence adalah pengembangan infrastuktur jaringan service node menuju integrate NGN (Next Generation Network) untuk multi screen dan multi service. Layanan ID Acces dan ID Ring bisa dimanfaatkan masyarakat seperti konten dan aplikasi.

Dengan program-program ini kebutuhan layanan digital semakin terwujud. Masyarakat dapat mengakses informasi global secara mudah. Kemudahan akses informasi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70