Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

masa orientasi!

DULU sewaktu baru masuk sekolah dasar, rasanya sangat senang karena memakai baju, tas dan sepatu baru. Di sekolah juga akan bertemu dengan teman-teman baru. Sungguh asyiknya kala itu. Siapapun pasti menikmati masa-masa itu. Bahkan kalau kita ingat sekarang, kita akan tersenyum sendiri betapa kita dulu sangat culun. Pengalaman dan kenangan itu terus berlanjut hingga di sekolah jenjang berikutnya. Bayangkan dari pengalaman itu tak terasa kita telah mencetak segudang kenangan dan menjalin pertemanan dengan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak. Namun keasyikan itu tampak berbeda di dunia kerja. Di tempat kerja selalu ada rotasi dan mutasi. Hal itu sebagai salah satu penyegaran di samping untuk mengukur kemampuan pekerja yang ditempatkan di salah satu posisi tertentu. Bagi posisinya yang sudah tepat barangkali akan tersenyum, karena merasa bakal cepat menguasai tantangan kerja yang akan dihadapi. Tapi bagaimana dengan mereka yang baru menemukan sesuatu yang baru?. Mereka akan menj

Mencari Berkah di 11-11-11

OBROLAN di goup BBM sejak kemarin siang sudah ramai membahas peliputan di tanggal-tanggal dengan angka ganda yang dijadikan sebagai saat untuk menggelar acara istimewa. Tak terkecuali hari pernikahan. Hari Jumat ini termasuk dalam kategori spesial itu. Tanggal 11 bulan 11 (November) tahun 2011. Jika dituliskan dalam simbolisme angka: 11-11-11. Pagi hari sekitar pukul 06.30, banyak sekali teman bertukar info sejumlah KUA yang menyelenggarakan acara ijab qabul. Bahkan di koran lokal memberitakan ada sekitar 403 pasangan yang menikah pada hari ini. Kondisi ini jelas para tenaga penghulu bekerja ekstra. Mereka sepakat waktu pelaksaan pernikahan dimulai pukul 06.00 hingga 16.00. Luar biasa !!! Sekitar pukul 08.00 aku beranjak dari Kota Satria ke Kota Perwira. Sepanjang jalan di Purwokerto aku beberapa kalu berpapasan dengan rombongan mobil sedan berhias bunga. Sudah jelas mobil itu membawa pasangan calon pengantin yang akan melakukan ijab qobul.   Memasuki Kota Perwira juga demiki

Kakek usia 83 tahun itu pinter bahasa Inggris!

MATANYA terlihat sayup. Padahal pagi itu jam dinding yang ada di kantor baru menunjukkan pukul 09.00 WIB. Kakek itu semalem habis begadang, atau bangunnya terlalu pagi, barangkali. Tapi setelah didekati, ternyata perkiraanku salah. Kakek itu tidak sedang mengantuk atau kelelahan. Kakek yang bernama Sucipto itu memang matanya sedikit sipit. Saat ku sapa dengan bahasa krama alus, dia justru menjawab dengan bahasa Inggris. Kontan aku langsung kaget. Bayangkan dia hanya seorang loper koran, tapi kakek jangkung itu memiliki wawasan luas, bahkan bahasa Inggrisnya lancar. Pelajaran moral nomer dua, jangan sekali melihat orang dari penampilannya. How are you? sapanya. Akupun jawab dengan bahasa Inggris. Tiga sampai lima pertanyaan berhasil ku jawab. Namun, setelah itu aku tak bisa menjawab lagi. Aku paham apa yang dikatakan, tapi aku tak bisa menjawabnya dengan bahasa Inggris. Pengetahuanku pada bahasa Inggis minim. Kakek usia 83 tahun itu terus memberiku masukan bagaimana harus belajar

pelajaran tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah

SEKOLAH penting untuk menambah wawasan, terlebih perkembangan jaman sekarang ini semakin maju. Tak heran bila pengetahuan kita rendah akah tertinggal, bahkan ditelan oleh jaman.  Jadi manfaatnya sangat banyak bila kita sekolah, sebab akan menambah ilmu pengetahuan. Namun, semua pelajaran tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah. Banyak pelajaran-pelajaran berharga yang kita peroleh dari teman-teman kita, relasi, maupun orang yang lebih tua dari kita. Pelajaran yang mereka sampaikan berdasarkan pengalaman. Bukan hanya sebatas teori. Pelajaran dari mereka tidak lain tentang kehidupan nyata. Baik itu tentang budi pekerti, agama, maupun toleransi antar sesama. Pengalaman ini juga aku peroleh beberapa hari lalu. Saya mendapat banyak pelajaran tentang menikmati kehidupan ini secara Islam. Subahanallah . . . Ini menjadi bekal ketika aku sudah berkeluarga nanti. Amin . . .

Termenung!

APA yang kau cari dalam hidup ini . . . kata perempuan cantik itu kepadaku. Sepele memang, tapi pertanyaan itu kalau dicermati membuat kita berfikir dan termenung. Bahkan, kopi hitam segelas besar pun tak mampu menemani jawaban itu. Seketika itu, pikiranku terbang kemana-mana. Mulai dari pekerjaan yang setiap hari harus ditingkatkan, cita-cita berkeluarga, punya anak, rumah, mobil, sepeda motor... Ternyata banyak sekali impiannya. Memang kalau kita mengikuti hawa nafsu tak akan ada habisnya. Apalagi kenikmatan duniawi sangat menggiurkan.  Tapi ternyata bukan hanya itu saja yang dicari. Kebahagiaanlah yang dicari. Kebahagiaan, katanya tolok ukurnya bukan hanya materi. Kebahagiaan yan diinginkan adalah kebahagiaan lahir dan batin. Kebahagiaan ini mampu menciptakan rasa nyaman dalam ruang lingkup keluarga. Apakah hanya itu yang akan kita cari dalam hidup ini. Pertanyaan lain dari meluncur dari mulut mungilnya; apakah sudah mulai menabung untuk di akhirat. Pertanyaan itu langsung men

Bisa karena Terbiasa

MATA ini tampak letih memandangi coretan-coretan pada kertas putih itu. Sudah hampir tiga jam aku mencoba menghafalkan tulisan tersebut. Seketika memang bisa hafal, tapi selepas itu aku tidak bisa bertanggungjawab. Aku tetap saja mencontek bacaan yang tertera pada tulisan itu. Aku sadar sesuatu memang tidak bisa diperoleh dengan cara praktis. Kalau pun bisa semuanya hanya bersifat sementara. Semua harus dilakukan setahap demi setahap. Kalau semua itu dilakukan secara tekun dan cermat pasti suatu saat akan menghasilkan yang memuaskan. Tak hanya itu, hasil yang diperoleh juga akan bertahan lama. Maksudnya, apa yang kita pelajari tidak akan cepat memudar, karena akan hafal di luar kepala. Pelajaran moral kali ini, semua akan mudah bila melakukannya dengan tekun dan secara terus menerus. Bisa karena terbiasa. Klilan !!! 

Jedag Jedug Atiku!

Rabu (2/11) pagi sekitar pukul 06.00, wilayah Kota Perwira sudah diguyur hujan. Namun, hujan pagi itu tak membuat aku dingin. Malah gerah. Ini karena efek rasa kekhawatiranku pada pagi itu, barangkali. Aku berniat mengirim sms ke temanku untuk menanyakan kabar apa saja yang keluar hari ini. Tapi niatan itu ku batalkan sendiri. Aku lebih memilih penasaran dan melihat sendiri hasil karyaku. Apalagi jarak kantor dengan kost ku sangat dekat. Tidak sampai lima menit. Setelah aku membuka koran pada halaman lokal, ternyata tulisanku ditempatkan pada posisi dimana menjadi targetku. Alhamdulillah. Cuaca mendung setelah diguyur hujan mendadak cerah. Aku mengawali aktifitasku dengan rasa semangat.  " Mangkat gasik bali gasik. Diawali Bismillah diakhiri Alhamdulillah ," ujar temenku. Aku hanya bisa tersenyum dan menanamkan rasa semangat kudu murub terus ke dalam hatiku. Itu menjadi modal untuk melakukan aktifitas. Klilan !!!  

let's begin now!

ENTAH akan memulai dari mana. Sudah lama aku tidak menulis di blog ini. Ternyata kangen juga. Catatan ku masih terbilang minim. Bahkan itu postingan lama. Aku belum menambah catatan lagi. Sudah dua bulan aku mengabaikannya. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Aku mulai hari ini, Selasa (1/11) akan bercinta lagi dengan blog ini. Tentu dengan coretan-coretan ringan maupun kabar lain yang aku alami dari Kota Perwira. Sudah tidak perlu memperpanjang lebar. Marilah mulai dari sekarang. Jangan menyia-nyiakan waktumu untuk hal yang tidak bermanfaat. Manfaatkanlah waktumu sebaik-baiknya untuk mengasah kemampuan maupun mengapresiasikan diri lewat tulisan. Ingat, waktu berjalan sangat cepat. Kita tidak bisa menghentikan waktu, karena itu gunakanlah kesempatan ini sebaik mungkin agar kamu makin 'berkualitas'. Klilan!!!  

Bangkitkan Produk Lokal Melalui Pameran

Gambar
KABUPATEN Purbalingga memiliki keragaman sektor riil usaha mikro kecil dan menengah. Mulai dari produk-produk kerajinan maupun usaha industri. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) mencatat jumlah UMKM pada tahun 2009 ada sekitar 36 ribu. Sementara berdasarkan hasil sensus ekonomi non pertanian yang pernah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik di Purbalingga, mencatat 108.286 unit usaha non pertanian, yang terdiri dari 68.653 unit menetak (memiliki tempat usaha) dan 39.633 unit usaha tidak memiliki lokasi tetap. Dari ribuan jenis usaha tersebut tentu perkembangan usahanya cukup beragam. Ada yang berkembang, bertahan maupun tidak berkembang. Ada beberapa permasalahan yang melatarbelakangi tumbuh kembangnya suatu usaha. Antara lain, permasalahan yang paling menonjol dalam pengembangan UMKM adalah faktor manajemen dan produk belum bisa menyesuaikan keinginan pasar. Upaya mengatasi permasalahan tersebut antara lain, peningkatan kualitas sumber daya manusia mel

Menjaring Keuntungan di GOR Goentoer Darjono

Gambar
SUPARYONO (35) sedari pagi pukul 07.00, Senin (22/8) tampak sibuk menata dagangannya di kawasan GOR Goentoer Darjono Purbalingga. Celana jeans satu per satu dipajang rapi di tenda ukuran panjang 15 meter dan  lebar 5 meter. Adapula jenas yang sengaja digantung terbalik agar merek jeans terlihat jelas oleh calon pembeli. "Kalau tidak digantung kurang menarik. Pembeli biasanya melihat merek, kualitas barang dan harganya," kata warga Bukateja itu. Ucapan itu merupakan kebenaran atau kebetulan, tapi setelah dipajang rapi dengan posisi menggantung terbalik ada beberapa calon pembeli yang mulai menawar barang dagangannya. Mereka kebanyakan mencari celana jeans dan t-shirt. "Harga yang kami tawarkan sangat terjangkau sesuai dengan kemampuan masyarakat sini," katanya. Suparyono sudah menggelar dagangannya sejak Sabtu malam lalu. Ia bersama puluhan pedagang lainnya mencari peruntungan di tempat tersebut. Umumnya mereka berjualan pakaian, sandal, aksesories dan produk l

Meraup Untung dari Jasa Penukaran Uang Kelilingan

Gambar
SETIAP Lebaran tiba, hampir sebagian besar masyarakat memberikan angpao kepada sanak keluarganya sebagai uang jajan. Angpao yang diberikan pun cukup beragam, mulai dari uang pecahan Rp 1000 sampai dengan Rp 20 ribu. Kebutuhan untuk memberikan angpao nampaknya tidak disia-siakan oleh warga untuk mengais keuntungan dengan menjual jasa penukaran uang kelilingan. Seperti yang dilakukan dua warga Desa/Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Rahman (39) dan Ajib (29). Keduanya menjajakan penukaran uang di tepi jalan di depan Masjid Agung Darussalam. Usaha yang hanya memanfaatkan momen Lebaran tersebut diakuinya cukup menguntungkan. Ini dibuktikan pada pengalaman tahun sebelumnya. Pada Lebaran 2010 misalnya, Rahman dan Ajib mengaku mendapatkan keuntungan sekitar Rp 2 juta dalam waktu sepuluh hari. Adapun modal yang keluarkan untuk jasa penukaran Rp 13 juta. "Bisnis ini masih sangat prospek karena di sini tidak banyak saingannya. Hasilnya juga lumayan banyak," kata Rahman saat

Sejumlah pekerja rambut palsu keluar dari perusahaan untuk beristirahat

Gambar

Buruh Pabrik Masih Tertindas

KEBERADAAN sejumlah perusahaan rambut palsu dan bulu mata palsu di Kabupaten Purbalingga harus diakui memberi banyak manfaat. Terutama membuka lapangan kerja besar-besaran untuk kaum perempuan. Sebab pekerjaan di perusahaan milik PMA dan PMDN ini mampu menyerap angka pengangguran sangat besar. Namun, perekrutan itu tidak diimbangi dengan penghasilan yang layak. Sebagian warga yang bekerja di plasma dan rumah hanya di beri upah Rp 200-400 per buah dari produksi yang dihasilkan. Seperti yang dialami seorang warga di Kecamatan Kutasari, Ningsih misalnya. Saat disambangi di rumahnya, Sabtu (13/2) lalau, ia sedang menyelesaikan pekerjaannya menggunting per helai rambut bulu mata ukuran pendek. Sepintas pekerjaan yang dilakoni memang terlihat mudah, karena hanya bermodalkan gunting saja. Namun, bila dilihat secara detail, pekerjaan ini cukup rumit dan membosankan. Dara usia 12 tahun itu mengaku sudah melakoni pekerjaan sampingan di rumah sejak tiga bulan lalu. Sistem upah yang diberi