Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

- Warga Miskin Makin Terdesak

KOTA Purwokerto bebeberapa tahun terakhir ini menunjukkan pertumbuhan makin pesat. Keberadaan perguruan tinggi di Kota Keripik itu menjadi salah satu pemicu pertumbuhannya.

Sebab, adanya perguruan tinggi telah mendatangkan puluhan ribu lebih warga dari luar daerah "bermigrasi" ke Purwokerto untuk menimba ilmu. Apabila di rata-ratakan satu warga luar daerah mendapat kiriman dari orang tua berkisar antara Rp 800.000 - Rp 1000.000 per bulan, maka perputaran uang di Purwokerto di perkirakan mencapai miliaran rupiah per bulan. Itu belum lagi ditambah dengan warga Kabupaten Banyumas yang kuliah di Purwokerto.
Pusat jajanan di Purwokerto

Tak heran kondisi ini telah menciptakan peluang usaha diantaranya, sektor usaha jasa keuangan dan perbankan, properti, kuliner, pakaian, penjualan handphone beserta aksesorisnya maupun jenis usaha lainnya.

Berdasarkan data yang dikutip dari Perkembangan Ekonomi Daerah wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Purwokerto, semester I-2013, mencatat sampai pada posisi semester I-2013, perbankan di wilayah kerjanya mencapai sebesar 22,54 triliun atau mampu bertumbuh sebesar 19,33 persen (year on year- yoy). 

Pertumbuhan ini disebabkan oleh pertumbuhan aktiva seperti kredit yang mampu bertumbuh sebesar 21,07 persen (yoy) atau sebesar Rp 17,49 triliun dengan total jumlah jaringan kantor mencapai 675 unit. 

Sementara itu, usaha kuliner juga makin mewarnai Kota Satria. Hampir di sepanjang Jl HR Bunyamin terdapat usaha rumah makan, baik yang dirintis secara mandiri maupun rumah makan waralaba dari daerah lain. 

Pemandangan ini semakin semarak ketika menjelang sore, karena pedagang makanan kaki lima turut andil menikmati "kue" tersebut. Bahkan, di Jl Prof Dr Soeharso atau tepatnya di kawasan GOR Satria Purwokerto telah menjadi kawasan pusat kuliner.

Pengamatan Suara Merdeka di kawasan kampus, Sabtu (11/1) malam sejumlah rumah makan ramai dikunjungi masyarakat, baik itu dari Banyumas maupun luar daerah. Tidak sedikit pengunjung membawa serta keluarganya untuk menikmati menu hidangan yang ditawarkan.

Listiani (23), warga Banjarnegara mengaku sering mengajak keluarga, pasangan maupun teman-temannya untuk berwisata kuliner di Purwokerto. "Di Purwokerto kebetulan tempat yang terkenal dengan kulinernya, apalagi banyak pilihan menu makanan yang ditawarkan dengan harga terjangkau," tuturnya.

Selain rumah makan, di kawasan kampus kini tidak sedikit ditemui bangunan-bangunan baru untuk tempat kost mahasiswa maupun pekerja. Tempat penginapan tersebut terbagi menjadi dua kelas, kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas. 

Untuk kelas menengah ke bawah biaya sewa rata-rata per bulan mencapai Rp 200.000 - Rp 250.000 per bulan, sedangkan sewa kost untuk kelas menengah ke atas antara Rp 400.000 per bulan. 

"Di satu sisi pertumbuhan Kota Purwokerto ini menunjukkan masyarakatnya sejahtera, namun di sisi lain akan menjadi sebuah tekanan bagi masyarakat miskin," kata Kepala BPS Kabupaten Banyumas, Gunawan.

Akan Tersisih

Dikatakan, bagi warga perkotaan yang tidak memiliki modal besar, mereka justru akan tersisih dan hanya menjadi penonton akan terjadinya pertumbuhan daerahnya sendiri. Ini dikhawatirkan akan berdampak meningkatnya angka kemiskinan. Sebab, beban hidup mereka semakin tinggi, namun tidak diikuti oleh tingkat penghasilannya. 

"Tapi kemiskinan ini tergantung dari situasi ekonomi 2014," imbuh Gunawan.

Dia mengemukakan dari hasil survei yang dilakukannya terdapat beberapa tempat kost mahasiswa maupun pekerja bukan milik warga perkotaan. Pemilik kost justru warga dari luar daerah.

"Ada juga orang pensiunan PT Pertamina yang menginvestasikan uangnya untuk membuka tempat kost di kawasan kampus," ujarnya.

Petugas resepsionis hotel di Purwokerto melayani tamu
Salah satu pengelola kost Purwokerto, Yonatan (37) mengemukakan ada dua indikator yang mempengaruhi fenomena masyarakat di wilayah kampus. Pertama, bagi sebagian warga perkotaan, terutama di kawasan kampus yang tidak memiliki modal akan lebih memilih "hijrah" ke wilayah pinggiran karena tidak mampu bersaing dengan warga perkotaan yang pendapatannya lebih tinggi.

"Mereka ada yang menjual rumahnya dengan harga tinggi kemudian hidup di wilayah pinggiran. Tapi jumlahnya sedikit," ujarnya menambahkan harga rata-rata tanah per meter per segi di wilayah kampus berkisar Rp 2000.000.

Kedua, mereka lebih memilih memanfaatkan lahan miliknya untuk disewakan sebagai tempat usaha loundry, warung kecil atau usaha lain. Bagi yang memiliki modal meski dengan cara hutang bank, mereka mengembangkan tempat kost.

"Memang kebanyakan pemilik kost di sini warga Purwokerto, tapi ada juga warga dari luar daerah yang berinvestasi dengan membangun tempat kost di Purwokerto," kata dia.


Kelompok Penyumbang Inflasi Desember 2012
-------------------------------------------------------
- Bahan makanan                1,27%
- Makanan jadi, minuman, 
  rokok dan tembakau                0,03%
- Perumahan, air listrik 
  dan bahan bakar minyak               0,66%
- Sandang                       0,09%
- Kesehatan                       0,55%
- pendidikan rekreasi 
  dan olahraga              0,00%
- Transportasi, komunikasi 
  dan jasa keuangan            -0,09%

*> Inflasi Desember 2012 di Kota Purwokerto          0,53%
*> Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember)  4,73% 
*> Inflasi tahunannya (year on year)                          4,73%
-------------------------------------------------------
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70