Tantangan Penerapan E-Learning untuk Pendidikan Nonformal

DI era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi kian deras memasuki wilayah pinggiran. Bahkan, tidak sedikit ditemui anak-anak sekolah dasar yang telah memanfaatkan teknologi dengan telepon seluler. Mereka bisa berselancar di dunia maya dari genggaman tangannya, maupun dari rumah dengan menggunakan personal komputer melalui jaringan internet.

Perkembangan teknologi tersebut juga telah menciptakan kreativitas bagi sebagian orang, seperti dalam meningkatkan layanan bisnis, mempromosikan keunggulan wilayah melalui portal desa/kabupaten, serta meningkatkan layanan pada dunia pendidikan. Semua itu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan nilai tambah guna mendorong kesejahteraan masyarakat.

Khusus pada bidang pendidikan, tidak sedikit laman website yang menawarkan berbagai kursus kilat menggunakan e-learning, seperti kursus bahasa Inggris maupun mata pelajaran lain yang mampu meningkatkan intelektualitas bagi kalangan pelajar dan masyarakat umum.

Metode pembelajaran bahasa Inggris misalnya, dapat diakses dan di download secara gratis melalui beberapa tahapan pelajaran dasar, seperti conversation. Namun, pada tingkat yang lebih tinggi, pengelola website mengenakan biaya untuk kursus lanjutan. Melalui transaksi online, ia akan mengirimkan bentuk proses belajar mengajar yang sudah tersistem dalam bentuk VCD atau DVD. Celah ini menjadi peluang usaha para tenaga pendidik yang menguasai bidang mata pelajaran tertentu untuk mengeruk pundi-pundi uang.

Metode pembelajaran e-learning sudah semakin semarak seiring dengan tingginya masyarakat mengakses layanan internet, di samping kebutuhan para pengguna internet yang membutuhkan pelajaran singkat namun mendapat hasil optimal. Sebab, “siswa” yang menerima pelajaran makin fokus karena proses pembelajarannya dapat dilakukan sendirian dengan suasana santai. Proses belajar ini tak terbatas ruang dan waktu. Kapan pun dan di mana pun bisa dilakukan.

Namun demikian, apakah kemudahan proses pembelajaran jarak jauh ini sudah diterapkan di sekolah nonformal (kejar paket A-setara SD, kejar paket B-setara SMP dan kejar paket C-setara SMA)? Saya yakin belum. Pun dengan sekolah formal dari jenjang SD/MI hingga SMA/sederajat. Kalaupun sudah ada yang menerapkan, kemungkinan baru diterapkan di wilayah perkotaan, sedangkan wilayah pinggiran masih amat rendah.

Edukasi Internet

Kalangan pendidik dan kependidikan terutama sekolah nonformal sedianya mulai mengambil celah dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam meningkatkan layanan pembelajaran kepada para siswa melalui metode e-learning. Apalagi proses belajar mengajar di sekolah itu tidak seperti layaknya sekolah formal. Dalam sepekan, proses belajar mengajar efektif hanya dilakukan selama tiga hari saja.

Artinya, ada waktu tiga hari yang dapat dimanfaatkan para siswa dalam mengakses metode pembelajaran dengan sistem e-learning. Di sisi lain, proses pembelajaran ini memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan layanan internet dengan segala kemudahannya.

Namun demikian, untuk menuju e-learning pada pendidikan nonformal dibutuhkan daya dukung dari semua pihak, seperti para pendidik, kesiapan warga belajar dan pemerintah kabupaten/kota maupun pemerintah pusat dalam memfasilitasi peralatan teknologi pendukung operasional e-learning. Daya dukung tersebut harus memiliki persepsi yang sama dan semangat baru dalam melakukan inovasi metode pembelajaran guna memajukan pendidikan nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70