Memaknai Kebersamaan dan Rasa Kegotongroyongan




HARI Kemerdekaan Republik Indonesia yamg jatuh pada 17 Agustus selalu menjadi momen special bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Pemandangan paling terasa terlihat di desa-desa. Memasuki bulan Aguatus, warga sudah mulai mempersiapkan diri. Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) mulai mengadakan rapat dengan warga lainnya untuk membuat kegiatan memeriahkan HUT RI yang melibatkan warga sekitar.

Kegiatan ini dilakukan dengan merias ruas jalan RT hingga desa, bahkan banyak juga terpasang umbul-umbul atau layur warna warni serta pemasangan bendera merah putih di sepanjang jalan. Rasa kebersamaan dan kegotongroyongan tampak terlihat dari setiap warga. Mereka saling bahu membahu merias jalan serta membuat pagar merah putih yang terdapat di setiap gang setapak.

Tak hanya itu, tidak sedikit warga mencurahkan kreativitasnya membuat patung-patung yang terbuat dari bambu dan kertas semen yang dipajang di setiap gang. Pada malam hari tepatnya, 16 Agustus setiap RT menggelar tasyakuran dengan membuat tumpeng. Setiap warga diminta iuran untuk pembuatan tumpeng. Setelah berdoa bersama, warga langsung bersantap bersma yang digelar secara lesehan di jalan jalan desa.

Kemeriahan ini berlanjut dengan menggelar aneka lomba unik dan menarik. Lomba yang umum digelar untuk bidang olahraga, antara lain batminton dan sepak bola. Tapi lomba rakyat lainnya yang melibatkan anak-anak hingga dewasa sangat beragam. 

Di RT 03 RW 02 Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Banyumas Jawa Tengah misalnya, pada perayaan HUT RI dengan menggelar lari dengan menggendong isteri. Meskipun baru kali pertama digelar, kegiatan ini sangat meriah dan menarik warga sekitar. Barangkali, para pasangan suami isteri itu sudah lama bahkan lupa bagaimana cara menggendong isterinya.

Namun pada kegiatan ini, mereka terlihat rukun bahkan romantis dengan mengedepankan semangat dan sportifitas untuk mencapai garis finish. Setelah, itu dilanjutkan dengan lomba merangkak dengan menggendong anaknya. 

Mulut mereka juga menggigit dot. Baik pria maupun wanita turut serta dalam kegiatan ini. Sorak sorai menggema di kompleks lomba. Mereka larut dalam suka ria dalam memeriahkan lomba tersebut. Padahal, panitia hanya menyediakan hadiah hiburan, namun animo masyarakat sangat antusias.

Hadiah yang akan diberikan juga dihimpun dari iuran warga. Artinya dalam kegiatan ini seperti slogan koperasi, dimana kegiatan ini dari warga, oleh warga dan untuk warga. Hal ini mencerminkan bagaimana kekuatan komunitas masyarakat untuk saling bergotong royong dalam memeriahkan hari kemerdekaan RI.

Usai lomba, mereka kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya. Anak anak dan orang dewasa dengan lantang dan keras menyanyikan lagu kebangsaan ini. Kegiatan ini juga dilanjutkan dalam pentas seni yang dikemas dalam malam persepsi. 

Malam persepsi merupakan puncak syukuran wargq terhadap perayaan HUT RI. Anak anak usia sekolah dasar hingga anak usia sekolah menengah pertama andil untuk menampilkan kreativitasnya dalam menari maupun menyanyi.

Kegiatan ini juga untuk memberikan hadiah bagi para menenang lomba. Kerukunan antarwarga sangat terasa tanpa ada perbedaan. Semua menyatu menjadi satu, seperti rakyat Indonesia yang berbeda beda tetapi tetap satu.

Selamat HUT RI ke 70 semoga Bangsa Indonesia semakin maju...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70