Elektronifikasi Transaksi Keuangan di Pasar Manis Purwokerto

- Ikhtiar Menuju Smart Traditional Market

PESATNYA transaksi melalui berbagai fasilitas sistem pembayaran yang ada dinilai belum sepenuhnya memiliki korelasi searah pada penggunaan produk lembaga keuangan yang murah dan efisien. 

Hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, menunjukkan bahwa 92 persen masyarakat masih lebih dominan menggunakan uang tunai dalam transaksi sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain, kurangnya edukasi, sosialisasi dan ketersediaan sebaran infrastruktur yang mampu menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.

elektronifikasi transaksi keuangan di pasar manis purwokertoSelain itu, persepsi masyarakat yang merasa belum membutuhkan alat pembayaran nontunai (uang elektronik) dan dalam banyak temuan masyarakat belum tertarik menggunakan fasilitas tersebut, karena minimnya pengetahuan tentang produk dan cara penggunaanya.

Oleh karena itu, Bank Indonesia mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen nontunai dalam melakukan transaksi pembayaran melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan sejak 2014.

Program itu terus bergulir sampai sekarang, bahkan edukasi pemanfaatan transaksi nontunai kian digalakkan di daerah-daerah, tak terkecuali di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di Kota Satria itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto mencoba mengisiasi implementasi smart economy

Smart economy merupakan salah satu pendekatan pemecahan masalah ekonomi daerah dengan membuka akses informasi yang luas, sehingga meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas ekonomi yang efektif dan efisin dengan mengedukasi biaya operasional lebih minimal, lebih produktif dan tumbuh dalam konteks sustainable.

Salah satu program yang dilakukan dengan mengimplementasi smart traditional market di Pasar Manis Purwokerto, Rabu (26/10/2016). Program ini sebagai salah satu upaya meningkatkan jumlah transaksi nontunai di masyarakat, terutama lingkungan pasar tradisional untuk menuju smart economy-smart city.   

Untuk tahap awal, terdapat dua puluh pedagang yang mengimplementasikan transaksi nontunai. Sebelumnya, mereka dilatih dan didampingi cara menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture) yang difasilitasi oleh Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia Purwokerto.

Penerapan elektronifikasi transaksi keuangan di Pasar Manis merupakan hal baru, bahkan menjadi satu-satunya pasar tradisional di Kabupaten Banyumas yang mengaplikasikan transaksi nontunai.

Sejumlah pedagang saat ditemui penulis, mengakui pada awal menerapkan transaksi nontunai, pembeli yang bertransaksi dengan uang elektronik sedikit, namun seiring dengan sosialisasi yang gencar dilakukan Bank Indonesia, transaksi uang elektronik semakin banyak.

Para pedagang juga turut setra mengedukasi kepada para pembeli untuk menggunakan uang elektronik. Alasannya simpel, ketika para pembeli menggunakan uang elektronik, maka mesin ECD bantuan BRI dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Transaksi Meningkat

Upaya pedagang pun mendapat respons positif. Hal ini terlihat dari jumlah transaksi pembelian menggunakan uang elektronik. Masing-masing pedagang jumlahnya beragam, namun rata-rata transaksi sekitar 30-40 transaksi uang elektronik.  

Jumlah transaksi uang elektronik di pasar tradisional yang penataannya tidak kalah dengan pasar modern itu, kata pedagang, cenderung meningkat ketika memasuki akhir pekan, karena banyak pegawai yang berbelanja saat waktu libur kerja. 

Respons positif dari masyarakat, terutama para pedagang dan pembeli ini perlu dikembangkan ke pasar-pasar tradisional lain di Banyumas. Apalagi manfaatnya cukup besar, antara lain meningkatkan transaksi nontunai di pasar tradisional, transaksi ekonomi Banyumas menjadi lebih cepat dan efisien, serta mewujudkan inklusifitas keuangan masyarakat Banyumas.

Selain itu, transaksi nontunai akan menjadi pintu awal menuju perdagangan online di pasar tradisional tersebut. Untuk itu, Bank Indonesia Purwokerto bersama perbankan mendorong gerakan transaksi nontunai salah satunya dengan smart payment, yang merupakan komponen menuju smart city
"Perbankan di Banyumas akan mendukung di segala lini supaya diberlakukan smart payment. Smart payment ini pada dasarnya transaksi online," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Ramdan Denny Prakoso di Pasar Manis Purwokerto, Oktober lalu seperti dikutip Suara Merdeka.

Para pedagang lain di pasar itu yang belum menyediakan mesin EDC harus melihat apa benefitnya menggunakan transaksi nontunai, karena perbankan di Purwokerto siap memfasilitasi. Oleh sebab itu, target ke depan ada semacam kerja sama antara paguyuban pasar tradisional dengan perbankan untuk memberikan pelatihan penggunaan transaksi nontunai. Apabila para pedagang Pasar Manis yang jumlahnya sekitar seratusan orang memanfaatkan transaksi nontunai, maka ke depan dapat membuka semacam toko online sehingga Pasar Manis dapat bersaing dengan luar.

Tidak hanya Pasar Manis Purwokerto saja yang menjadi fokus implementasi transaksi nontunai, karena Bank Indonesia Purwokerto pada Oktober hingga Desember 2016, menjadikan momentum untuk menuju smart economy-smart city yang dikemas dalam festival transaksi nontunai (Sinona).

Festival Sinona selain diimplementasikan di pasar tradisional, juga di pondok pesantren dan objek wisata Banyumas. Kegiatan ini untuk mewujudkan inklusifitas keuangan masyarakat guna menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan terciptanya less cash society di Kabupaten Banyumas. (***)



Tersimoni pedagang dan pembeli di Pasar Manis Purwokerto :



Trisno
Pedagang tempe  

"MANFAAT menggunakan uang elektronik banyak. Saya tidak lagi menerima uang lusuh dan uang palsu saat berjualan tempe, karena uang yang diterima langsung masuk rekening,"







Tutiningsih
Pedagang jamu tradisional 

"SAYA tidak repot mencari pengembalian uang receh untuk pembeli, karena transaksinya langsung menggunakan uang elektronik yang digesek menggunakan mesin EDC,"  







Imam Subarkah
Pedagang daging sapi

"SAYA terbantu sekali karena banyak kemudahan bertransaksi nontunai. Saya malah lagi mengajukan mesin EDC ke bank BCA karena pelanggan saya tidak hanya satu nasabah bank tertentu saja,"







Dahlia (17)
Warga Kecamatan Kembaran, Banyumas

"TRANSAKSI nontunai memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, sehingga tidak takut uang hilang. Cukup dengan menggunakan kartu saya sudah dapat bertransaksi di Pasar Manis Purwokerto,"






Fitria Sinta Nola (26)
Ibu rumah tangga

"DENGAN uang elektronik, belanja lebih praktis karena tidak perlu lagi membawa uang tunai dan tidak perlu menunggu pengembalian dari pedagang,"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70