Menjaring Keuntungan di GOR Goentoer Darjono

SUPARYONO (35) sedari pagi pukul 07.00, Senin (22/8) tampak sibuk menata dagangannya di kawasan GOR Goentoer Darjono Purbalingga. Celana jeans satu per satu dipajang rapi di tenda ukuran panjang 15 meter dan  lebar 5 meter. Adapula jenas yang sengaja digantung terbalik agar merek jeans terlihat jelas oleh calon pembeli.

"Kalau tidak digantung kurang menarik. Pembeli biasanya melihat merek, kualitas barang dan harganya," kata warga Bukateja itu.

Ucapan itu merupakan kebenaran atau kebetulan, tapi setelah dipajang rapi dengan posisi menggantung terbalik ada beberapa calon pembeli yang mulai menawar barang dagangannya. Mereka kebanyakan mencari celana jeans dan t-shirt. "Harga yang kami tawarkan sangat terjangkau sesuai dengan kemampuan masyarakat sini," katanya.

Suparyono sudah menggelar dagangannya sejak Sabtu malam lalu. Ia bersama puluhan pedagang lainnya mencari peruntungan di tempat tersebut. Umumnya mereka berjualan pakaian, sandal, aksesories dan produk lainnya kebutuhan masyarakat kecil menjelang Lebaran. Jalan di kawasan GOR memang berubah menjadi pasar tiban.

Pasar tiban di kawasan GOR sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Sebelumnya, pusat jualan difokuskan di halaman parkir, tapi untuk tahun ini dipindah di jalan GOR. Mereka yang menempati lapak harus membayar sewa ke pemkab. Harga sewa, menutur penuturan pedagang lima meter persegi Rp 750 ribu. Harga itu terbilang tetap bila dibandingkan dengan tahun lalu.

"Harga sewa tidak ada kenaikkan. Masih sama seperti tahun lalu," kata Suparyono.

Suparyono mengaku optimis berjualan di kawasan GOR akan mendapat keuntungan banyak. Pasalnya, berkaca dari tahun lalu, ia mengaku memperoleh keuntungan sekitar 20 persen dari modal yang dikeluarkan.

"Dulu saya bersama kakak modalnya Rp 150 juta. Dari modal itu, kami mendapat untung sekitar Rp 50 juta," katanya.

Keuntungan itu cukup menggiurkan. Apalagi waktu berjualan hanya sekitar delapan hari sampai Lebaran mendatang. "Ya lumayanlah bisa menambah pemasukan karena penjualan pada bulan Ramadan biasanya meningkat," tutur dia.

Peluang ini juga nampaknya tidak disia-siakan penjual lainnya, Rusman. Pria lajang yang menjajakan barang milik saudaranya itu mengaku menghadapi Lebaran, persediaan barangnya ditambah sekitar 30 persen dari hari biasanya.

Spekulasi ini lantaran pengalaman tahun lalu, omzet penjualan meningkat tajam. Mereka yang membeli rata-rata untuk kebutuhan Lebaran. "Biasanya penjualan makin ramai saat memasuki H-5 Lebaran, terutama jika anak-anak sekolah sudah liburan," ujarnya.

Pasar tiban di GOR buka mulai pagi hingga malam hari. Kawasan itu selain menjadi pusat niaga dadakan, juga perputaran uangnya banyak. Sebab, banyak warga yang datang bersama keluarganya membeli barang-barang dengan harga terjangkau. Banyaknya warga membeli kebutuhan Lebaran nampaknya tak disia-siakan pedagang untuk menjaring keuntungan meski dalam waktu singkat. (***)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70