Kakek usia 83 tahun itu pinter bahasa Inggris!

MATANYA terlihat sayup. Padahal pagi itu jam dinding yang ada di kantor baru menunjukkan pukul 09.00 WIB. Kakek itu semalem habis begadang, atau bangunnya terlalu pagi, barangkali. Tapi setelah didekati, ternyata perkiraanku salah. Kakek itu tidak sedang mengantuk atau kelelahan. Kakek yang bernama Sucipto itu memang matanya sedikit sipit.


Saat ku sapa dengan bahasa krama alus, dia justru menjawab dengan bahasa Inggris. Kontan aku langsung kaget. Bayangkan dia hanya seorang loper koran, tapi kakek jangkung itu memiliki wawasan luas, bahkan bahasa Inggrisnya lancar. Pelajaran moral nomer dua, jangan sekali melihat orang dari penampilannya.


How are you? sapanya. Akupun jawab dengan bahasa Inggris. Tiga sampai lima pertanyaan berhasil ku jawab. Namun, setelah itu aku tak bisa menjawab lagi. Aku paham apa yang dikatakan, tapi aku tak bisa menjawabnya dengan bahasa Inggris. Pengetahuanku pada bahasa Inggis minim.

Kakek usia 83 tahun itu terus memberiku masukan bagaimana harus belajar bahasa Inggris cepat. Dia mengatakan, apapun pelajarannya harus dilakukan dengan tekun dan dibiasakan agar bisa menjadi terbiasa. Dia bahkan menyarankan agar selalu menggunakan bahasa Inggris dimanapun Anda berada. Itu untuk melancarkan kemampuan berbicara bahasa asing. 


Dia juga menawarkan diri untuk menemani membeli kamus bahasa asing yang lengkap. "Tapi saya tidak tahu di Purbalingga ada atau tidak kamus lengkap. Saya punya tiga kamus bahasa Inggris, tapi itu beli di Semarang." cetusnya.


Akupun bersedia bila ditemani beli kamu. Tapi aku belum bisa memastikan kapan waktunya. Sebab, baik aku maupun kakek itu sama-sama bekerja. Sementara waktu malam diperuntukkan keluarga. "Nanti kek kalau waktunya tepat kita beli ke Purwokerto," jawabku.


Pada obrolan ringan itu, aku menjadi tahu kakek itu siapa. Dia sebenarnya bukan orang sembarangan. Pada usia SMP dia sudah pintar bahasa Inggris. Hingga dia kuliah di Undip, bahasa asing itu sudah menjadi kebutuhan bahkan dipakai setiap hari. "Witing tresno jalaran soko kulin," katanya.


Dia kuliah hanya lima tahun di jurusan Ilmu Hukum. Tapi sekolahnya tidak selesai karena saat itu (pada tahun 1965) terjadi kudeta oleh mantan Presiden Soeharto. "Saya mantan lowyer," imbuh dia bangga.

Dia kemudian bekerja di kapal lintas negara. Pekerjaan itu tentu makin mengasah kepandaiannya berbicara bahasa Inggris. Sekitar 20 tahun dia bekerja di kapal. Setelah tenaganya tidak dipakai ia pulang kampung di Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang. Kini dia berprofesi sebagai loper koran yang keliling ke rumah-rumah dan instansi swasta maupun negeri. 


Tak terasa jarus jam sudah menunjukkan pukul 10.10 WIB. Dia kemudian pamit untuk keliling menjual koran. Sebelum keluar, dia berpesan manfaatkan waktumu untuk belajar. Jangan kau sia-siakan waktu yang berharga ini.


Besok pukul 05.45 saya sudah ada di sini. Saya siap menjadi partner untuk berkomunikasi bahasa Inggris. "I wait for tomorrow morning," jawabku. Dia pun menjawab, oke.... bye . . . bye . . . sambil melambaikan tanggannya yang sudah terlihat keriput dan senyum manisnya meski terlihat jelas ompongnya itu.
































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70