Orang Miskin Harus Cerdas dan Pintar


BELAJAR : Sejumlah siswa sekolah dasar mendapatkan pelajaran tambahan secara gratis di Sanggar Belajar Sahabat Ceria Purwokerto.



PENDIDIKAN merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Sebab, pendidikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 

Tak heran, pendidikan mutlak menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang, tanpa memandang si miskin dan si kaya. Keduanya harus mendapatkan porsi pendidikan yang sama untuk mencerdaskan bangsa. 

Namun, kenyataan di lapangan terdapat perbedaan yang sangat jauh. Warga miskin justru mendapat pendidikan kurang layak. Bahkan sebagian dari mereka harus puas hanya menyelesaikan pendidikan pada tingkat sekolah dasar. Mereka kesulitan harus membayar dana pendidikan karena penghasilan mereka sangat jauh dari cukup untuk menutup kebutuhan tersebut.

Padahal, pendidikan sangat menentukan masa depan mereka. Mereka bahkan harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti proses pendidikan di negeri ini.

Atas dasar itu, Komunitas Sanggar Belajar Sahabat Cerdas Riang Aktif (Ceria) Purwokerto, memberikan bimbingan belajar kepada anak kurang mampu di lingkungan sekitar secara gratis.

Sanggar yang dikelola olah mahasiswa itu menampung siswa sekolah dasar (SD) dan SMP sederajat. Hingga saat ini jumlah siswa yang mengikuti bimbingan belajar 40 anak. Mereka mendapatkan pelajaran seminggu dua kali (siang dan malam), dengan porsi waktu pelajaran 1,5 jam.  

"Tapi kalau menjelang test semester mereka akan mendapat bimbingan belajar setiap hari," kata Koordinator Sanggar Belajar Sahabat Ceria, Tia Nur Istianah.

Perempuan kelahiran Jawa Barat itu menuturkan, tenaga pengajar yang disiapkan sekitar 20 orang. Mereka semuanya dari kalangan mahasiswa. "Kami mengajar teman-teman mahasiswa untuk mengabdikan diri dengan masyarakat melalui pemberian pendidikan gratis," katanya.

Sanggar Belajar Sahabat Ceria baru dirintis sejak awal Juni 2012. Latar belakang mendirikan tempat belajar ini lantaran banyak sekali siswa tidak mampu kurang mendapatkan pendidikan yang optimal.

"Kami ingin warga miskin pintar dan cerdas. Ini untuk bekal hidup mereka dimasa mendatang," katanya. 

Pinjam Perpustakaan

Metode pembelajaran yang diberikan pengelola mengikuti pola pembelajaran di sekolah masing-masing. Sedangkan untuk buku pelajaran, mereka terpaksa meminjam di perpustakaan perguruan tinggi. 

"Kami masih sangat kekurangan buku literatur. Buku yang diajarkan sangat terbatas," kata pengurus Sanggar Belajar Sahabat Ceria lainnya, Alfian Ikhsan.

Kendati demikian, keterbatasan tersebut tak membuat mereka pesimis. Mereka akan berupaya menggalang dana dari donatur untuk melengkapi koleksi buku yang dimiliki.

"Respon positif masyarakat sangat memberikan motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan pusat bimbingan belajar," ucap pria kelahiran Pati ini.

Lebih lanjut pria semester enam di Fakultas Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto itu mengatakan, bila proses bimbingan belajar ini berjalan lancar dan mampu mencerdaskan masyarakat di lingkungan sekitar, pengurus akan membuat taman bacaan.

Taman bacaan ini untuk umum, terutama kalangan pelajar SD - SMP. Hal ini menjadi cita-cita pengurus Sanggar Belajar Sahabat Cerita. "Saat ini kami masih berjalan dengan segala keterbatasan karena semua biaya operasional maupun perlengkapan ditanggung komunitas," ujar Alfian.  (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup di Purwokerto Makin Tinggi (2)

Kemudahan Akses Informasi Mendorong Ekonomi Nasional

Galeri Kemeriahan Memperingati HUT RI ke - 70